Minggu, 25 November 2012

TENSION PNEUMOTHORAX dr'Ompie


DEFINISIPneumothoraks adalah akumulasi udara di dalam rongga pleura dengan kolaps paru sekunder.Tension pneumothorax adalah kegawatdaruratan medis dimana udara semakin berakumulasi di dalam rongga pleura setiap kali bernapas.


EPIDEMIOLOGIInsidensi tension pneumothorax di luar rumah sakit sulit untuk ditentukan.Dari 2000 insidens yang dilaporkan ke Australian Incident Monitoring Study (AIMS), 17 merupakan penderita atau suspect penumothorax, dan 4 diantaranya didiagnosis sebagai tension pneumothorax. Data militer menunjukan bahwa lebih dari 5% korban pertemburan dengan trauma dada mempunyai tension pneumothorax saat kematian.


ETIOLOGIEtiologi tersering tension penumothorax adalah iatrogenik serta pneumothorax yang disebabkan trauma


Klasifikasi Berdasarkan penyebab :Pneumothoraks Spontan Primer (PSP)§  Tidak ada riwayat penyakit paru sebelumnya§  Tidak ada riwayat trauma§  Biasanya terjadi pada umur 18-40 tahun§  Biasanya terjadi saat  istirahatPneumothoraks Spontan Sekunder (PSS)§  Karena penyakit paru yang mendasari (TB, PPOK, Asma bronchial, Pneumonia, tumor paru, dll)Pneumothoraks Traumatik Iatrogenik§  Karena komplikasi tindakan medis (penggunaan ventilator)§  Aksidental (tidak sengaja) à parasentesis dada, biopsy pleura, barotraumas, dll§  Artifisial (sengaja) à mengisi udara pada cavitas pleura, ex; pada terapi TbPneumothoraks Traumatik Bukan Iatrogenik§  Karena jejas kecelakaan, ex; jejas dinding dada baik terbuka maupun tertutup, barotraumas, dll.
Berdasarkan jenis fistula :Tertutup (simple)§  Tekanan udara pada sisi hemithoraks kontralateral kurang dari tekanan udara di cavitas pleura kurang dari tekanan udara atmosfir§  Tidak terdapat defek / luka terbuka pada dinding dadaTerbuka (open)§  Karena luka terbuka pada dinding dada à udara dapat keluar lewat luka tersebut saat inspirasi§  Keadaan mediastinum: saat inspirasi normal, saat ekspirasi bergeser ke dinding dada yang terlukaTension pneumothoraks (pneumothoraks ventil)§  Akibat mekanisme Check valve à saat inspirasi udaraa masuk ke cavitas pleura, saat ekspirasi udara tidak bisa keluar





FISIOLOGIDalam keadaan normal rongga toraks dipenuhi oleh paru-paru yang pengembangannya sampai dinding dada oleh karena adanya tegangan permukaan (tekanan negatif) antara permukaan pleura parietal dan pleura visceral. Rongga pleura normalnya berisi sedikit cairan pleura (sebagai pelumas) dan tidak berisi udara. Adanya udara di dalam rongga pleura menyebabkan kolapsnya jaringan paru.
PATOGENESISTension pneumothorax terjadi kapan saja ada gangguan yang melibatkan pleura visceral, parietal, atau cabang trakeobronkiial. Gangguan terjadi ketika terbentuk katup 1 arah, yang memungkinkan udara masuk ke rongga pleura tapi tidak memungkinkan bagi keluarnya udara. Volume udara ini meningkat setiap kali inspirasi karena efek katup 1 arah. Akibatnya, tekanan meningkat pada hemitoraks yang terkena. Saat tekanan naik, paru ipsilateral kolaps dan menyebabkan hipoksia. Peningkatan tekanan lebih lanjut menyebabkan mediastinum terdorong ke arah kontralateral dan menekan jantung serta pembuluh darah besar. Kondisi ini memperburuk hipoksia dan mengurangi venous return.
Akibat trauma tajam:luka tusukà menembus pleura parietal à lubang kecil membuat katup 1 arah (one way valve)à hal ini membuat udara masuk ke rongga pleura saat inspirasi, tetapi tidak bisa keluar saat ekspirasi àrongga pleura semakin mengembang seiring waktu dan tekanannya terus bertambah à tension pneumothoraxtension pneumothorax à tekanan udara kesegala arah mendesak organ sekitar


MANIFESTASI KLINISAda 2 mekanisme yang menyebabkan tidak adekuatnya suplai oksigen ke jaringan pada pneumothoraks.§  Paru yang mengalami pneumothoraks kolaps dan paru sebelahnya terkompresi sehingga tidak bisa melakukan pertukaran gas secara efektif, terjadi hipoxemia yang selanjutnya menyebabkan hipoksia.§  Tekanan udara yang tinggi pada pneumothorax mendesak jantung dan pembuluh darah besar. Pendorongan vena cava superior dan inferior menyebabkan darah yang kembali ke jantung berkurang sehingga cardiac output juga berkurang. akibatnya perfusi jaringan menurun dan terjadi hipoksia.
Temuan awal:§  Sesak napasAkibat penurunan fungsi paru:menurunnya compliance paru yang mengalami penumothoraksà pertukaran udara tidak adekuat à hipoxemia àhipoksiaà sesak napasserta paru sebelahnya yang terdorong menyebabkan sesak napas.Selain itu peningkatan kerja pernapasan: hipoksia à takipneuà sesak napas§  Nyeri dada      Trauma dadaà tembus hingga ke pleuraà peregaangan pleuraà nyeriTrauma dadaà kerusakan jaringan à impuls nyeri pada daerah yang luka (kulit, otot)§  TakikardiaTension pneumothorax à hipoksia à kompensasi tubuh à SS simpatis à takikardia§  TakipneuTension pneumothorax à hipoksia à kompensasi tubuh à SS simpatis à takipneu§  Perkusi hipersonorakumulasi udara dalam rongga pleura à suara yang lebih nyaring saat perkusi / hipersonor (udara merupakan penghantar gelombang suara yang baik)§  Suara napas lemah sampai hilangSuara napas adalah suara yang terdenger akibat udara yang keluar dan masuk paru saat bernapas. Paru kolaps àpertukaran udara tidak berjalan baik à suara napas berkurang atau hilang.
Temuan lanjut:§  Penurunan kesadaranHipoksia yang terus berlanjutà kurangnya suplai O2 ke otakà gangguan fungsi otak à penurunan kesadaran§  Trakea terdorong (deviasi trakea) menjauhi paru yang mengalami tension pneumothorax: Tension pneumothoraxàtekanan udara yang tinggi à menekan kesegala arah à trakea terdorong ke arah kontralateral§  Distensi vena leher (bisa terjadi bila hipotensi berat)Tension pneumothoraxà penekanan vena cava superior à tahanan darah yang kembali ke jantungà JVP meningkatà vena leher terdistensi§  HipotensiTension pneumothoraxà penekanan jantung dan vena cava superior serta inferior à darah yang kembali ke jantung berkurang à caridiac output berkurang à tekanan darah turun (hipotensi akibat shock obstruktif)§  SianosisTension pneumothorax à pertukaran udara tidak adekuat à darah mengandung sedikit O2 à pewarnaan yang kebiruan pada darah à tampak warna kebiruan pada kulit dan mukosa
MEKANISME GEJALA - GEJALA
 
PENEGAKKAN DIAGNOSISDiagnosis tension pneumothorax ditegakkan secra klinis, dan terapi tidak boleh terlambat oleh karena menunggu konfirmasi radiologis.AnamnesisRiwayat traumaMekanisme trauma
Pemeriksaan FisikInspeksi:  dada cembung pada sisi yang sakitPalpasi:  Fremitus turun sampai  hilangPerkusi : HipersonorAuskultasi:   Suara napas lemah sampai hilangTemuan AwalNyeri dada, sesak napas, cemas, takikardia, takipneu, hipersonor pada dada yang sakit, suara napas yang mlemah sampai menghilangTemuan lanjutPenurunan kesadaran, deviasi trakea ke arah kontralateral, hipotensi, distensi vena leher, sianosis
DIAGNOSIS BANDING
KONDISI
PENILAIAN         
Tension pneumothorax
•  Deviasi Tracheal
•  Distensi vena leher
•  Hipersonor
•  Bising nafas (-)
Massive hemothorax
•  ± Deviasi Tracheal
•  Vena leher kolaps
•  Perkusi : dullness
•  Bising nafas (-)
 Cardiac tamponade
•  Distensi vena leher
•  Bunyi jantung jauh dan lemah
•  EKG abnormal


PENATALAKSANAAN
Primary survey (ABCDE) yang dilanjutkan dengan Resusitasi fungsi vital
Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi berdasrkan jenis perlukaan, tanda tanda vital, dan mekanisme trauma. Merupakan ABC-nya trauma, dan berusaha untuk mengenali keadaan yang mengancam nyawa terlebih dahulu.
1.      Airway and cervical spine controlPemeriksaan apakah ada obstruksi jalan napas yang disebabkan benda asing, fraktur tulang wajah, atau maksila dan mandibula, faktur laring atau trakea. Jaga jalan nafas dengan jaw thrust atau chin lift, proteksi c-spine, bila perlu lakukan pemasangan collar neck. Pada penderita yang dapat berbicara, dapat dianggap bahwa jalan napas bersih, walaupun demikian penilaian ulang terhadap airway harus tetap dilakukan.2.      Breathing: gerakan dada asimetris, trakea bergeser, vena jugularis distensi, tapi masih ada nafas·         Needle decompression: Tension pneumothorax membutuhkan dekompresi segera dan penaggulangan awal dengan cepat berupa insersi jarum yang berukuran besar pada sela iga dua garis midclavicular pada hemitoraks yang terkena. Tindakan ini akan mengubah tension pneumothorax menjadi pneumothoraks sederhana. Evaluasi ulang selalu diperlukan. Terapi definitif selalu dibutuhkan dengan pemasangan selang dada (chest tube) pada sela iga ke 5 ( setinggi puting susu) di anterior garis midaksilaris.Dekompresi segera pake jarum suntik tusuk pada sela iga ke 2  di midklavikula dan tutup dengan handskon biar udara lain tidak masuk à nanti lakukan WSD lebih lanjut setelah sampai RS·         Prinsip dasar dekompresi jarum adalah untuk memasukan kateter ke dalam rongga pleura, sehingga menyediakan jalur bagia udara untuk keluar dan mengurangi tekanan yang terus bertambah. Meskipun prosedur ini bukan  tatalaksana definitif untuk tension pneumothorax, dekompresi jarum menghentikan progresivitas dan sedikit mengembalikan fungsi kardiopulmoner.·         Pemberian Oksigen3.      Circulation : (takikardia, hipotensi)·         Kontrol perdarahan  dengan balut tekan tapi jangan terlalu rapat untuk menghindari parahnya tension pneumothoraks·         Pemasangan IV line 2 kateter berukuran besar (1-2 liter RL hangat 39 derajat celcius).4.      Disability : nilai GSC daan reaksi pupil·         Tentukan tingkat kesadaran ketika sambil lakukan ABC5.      Rujuk ke rumah sakit terdekat dengan peralatan medis sesuai kebutuhan  atau yang mempunyai fasilitas bedah saat kondisi pasien sudah distabilkan.6.      Pengelolaan selama transportasi :·         Monitoring tanda vital dan pulse oksimetri·         Bantuan kardiorespirasi bila perlu·         Pemberian darah bila perlu·         Pemberian obat sesuai intruksi dokter à analgesic jangan diberikan karena bisa membiaskan simptom·         Dokumentasi selama perjalanan
Secondary survey dilanjutkan dengan Tatalaksana definitif


Prinsip tatalaksana di UGD1.      Eksposure : buka pakaian penderita, cegah hipotermia, tempatkan di tempat tidur dengan memperhatikan jalan nafas terjaga. Pemasangan IV line tetap.2.      Re-evaluasi :·         Laju nafas·         Suhu tubuh·         Pulse oksimetri à saturasi O2·         Pemasangan kateter folley (kateter urin) à monitor dieresis, dekompresi v. urinaria sebelum DPL·         EKG·         NGT  bila tidak ada kontraindikasi (fraktur basis kranii)·         Bersihkan dengan antiseptic  luka memar dan lecet bila ada lalu kompres dan obati
pneumothoraksLakukan tube thoracostomy / WDS (water sealed drainage, merupakan tatalaksana definitif tension pneumothorax), (Continous suction)·         WSD à sebagai alat diagnostic, terapik, dan follow up à mengevakuasi darah atau udara sehingga pengembangan paru maksimal à lalu lakukan monitoring·         Penyulit à perdarahan dan infeksi atau super infeksi
Teknik pemasangan1.      Bila mungkin pasien dalam posisi duduk/ setengah duduk/ tiduran dengan sedikit miring ke sisi yang sehat2.      Tentukan tempat untuk pemasangan WSD. Di kanan pada sela iga ke-7 atau ke-8.3.      Tentukan kira-kira tebal dinding thoraks4.      Secara streril diberi tanda pada selang WSD dari lubang terakhir sela WSD setebal dinding thoraks; mis dengan ikatan benang5.      Cuci tempat yang akan dipasang WSD dan sekitarnya dengan cairan antiseptic6.      Tutup dengan duk steril7.      Daerah tempat masuk selang WSD dan sekitarnya dianestesi local di atas tepi iga secara infiltrasi dan blok (berkas neurovaskular)8.      Insisi kulit subkutis dan otot dada di tengah sela iga9.      Irisan diteruskan secara tajam (tusukan) menembus pleura10.  Dengan klem arteri lurus lubang di perlebar secara tumpul11.  Selang WSD diklem dengan arteri klem dan di dorong masuk ke rongga pleura dengan sedikit tekanan12.  Fiksasi selang WSD sesuai dengan tanda tadi13.  Daerah luka dibersihkan dan diberi salep steril agar kedap udara14.  Selang WSD disambung dengan botol WSD steril15.  Bila mungkin pasang penghisap kontinu dengan tekanan -24 sampai -32 cm H2O
Prinsip dasar tatalaksana pneumotoraks adalah untuk mengevakuasi ronga pleura, menutup kebocoran, dan mencegah atau mengurangi risikoPilihan
§  Observasi
§  Aspirasi sederhana
§  Tube thoracostomy/WSD (Simple; Continuous suction)
§  Pleurodesis
§  Thoracoscopy
§  operasi
PROGNOSISDubia et bonam·         Hampir 50% mengalami kekambuhan setelah pemasangan tube torakostomi tapi kekambuhan jarang terjadi pada pasien-pasien yang dilakukan torakotomi terbuka
KOMPLIKASI§  Gagal napas akut (3-5%)§  Komplikasi tube torakostomi à lesi pada nervus interkostales§  Henti jantung-paru§  Infeksi sekunder dari penggunaan WSD§  Kematian§  timbul cairan intra pleura, misalnya.- Pneumothoraks disertai efusi pleura : eksudat, pus.- Pneumothoraks disertai darah : hemathotoraks.§  syok


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hosted Desktops